Beranda | Artikel
Apakah yang Mengalami LGBT Dilaknat Allah?
Kamis, 20 April 2017

Terjangkit LGBT Dilaknat Allah?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ustadz. mau tanya ustadz tentang hukum orang homoseks tapi dia menahan perasaannya itu. jadi gini ustadz, entah darimana asalnya, sejak saya SMP, saya merasa tertarik sama sejenis, hingga sekarang saya kuliah. tapi, saya bisa menahan itu semua dengan memperteguh iman saya, memperbanyak sunnah, hafalan quran, dsb. saya sudah mencoba untuk tidak tertarik dengan lelaki dan suka sama perempuan. tapi gak bisa dipungkiri kalau melihat lelaki tampan, walaupun sedikit pasti ada rasa tertarik ustadz. Saya juga belum pernah sama sekali merealisasikan perasaan saya. Pikiran saya selalu positif bahwa ini adalah ujian terberat saya dari Allah. Saya mau tanya, apakah saya masih termasuk manusia yg dilaknat Allah ustadz? termakasih

Jawab:

Wa ‘alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Pertama, kami mengajak anda untuk memahami bahwa kecenderungan terhadap sejenis termasuk diantara penyakit mental. Dan Allah Ta’ala memberi ujian kepada manusia, salah satunya dalam bentuk penyakit.

Allah berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah: 155)

Ibnu Katsir menyebutkan keterangan sebagian ahli tafsir, bahwa diantara makna kekurangan jiwa adalah mengalami sakit. Dan puncaknya dalam bentuk hilangnya nyawa, artinya mati. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/467).

Dan bentuk penyakit ada 2:

[1] Peyakit fisik, seperti difabel atau sakit fisik lainnya

[2] Penyakit mental, seperti kelainan akal, ideot, telat mikir, termasuk diantaranya memiliki kecenderungan terhadap manusia sejenis.

Kedua, setelah kita memahami bahwa LGBT termasuk penyakit, sebagai manusia yang normal, tentu dia akan sedih. Karena dia menyadari, dirinya tidak normal. Bukan malah dibanggakan. Tidak ada manusia normal yang bangga dengan penyakitnya.

Ada waria, semakin dibuat-buat jadi banci, lalu meniru gaya wanita tak bermoral, ini membanggakan kondisi abnormal. Mentalnya tidak normal, dan jiwanya juga tidak normal. Makanya para waria adalah manusia yang cacat jiwa, cacat mental.

Dengan demikian, bagi siapapun yang mengalami kondisi LGBT, jangan sampai dibanggakan. Anda bangga dengan kondisi LGBT, justru menunjukkan bahwa anda sangat tidak normal.

Anda bisa perhatikan, LGBT yang membuat komunitas untuk memperjuangkan agar dilegalkan, adalah manusia yang cacat mental dan jiwanya. Mereka memperjuangkan agar penyakitnya dilegalkan. Manusia seperti ini tidak akan pernah berjuang untuk menyembuhkan penyakitnya.

Ketiga, Orang yang mengalami musibah fisik, merasakan sakit dan dia bersabar, dia akan mendapatkan pahala dan akan menghapuskan dosa-dosanya. Seperti itu pula orang yang mengalami musibah mental. Jika dia bisa bersabar, dia akan mendapatkan pahala dan musibah itu akan menjadi kafarah bagi dosa-dosanya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sesungguhnya Allah ketika mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka denagn musibah. Siapa yang ridha dengan musibah itu maka dia akan mendapatkan ridha Allah. Sebaliknya, siapa yang marah dengan musibah itu maka dia akan mendapatkan murka Allah.” (HR. Ahmad 23623, Tirmidzi 2396 dan dishahihkan al-Albani).

Sesungguhnya ujian yang Allah berikan kepada para hamba, hakikatnya didasari kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Karena seorang hamba akan bisa mendapatkan derajat yang lebih tinggi, ketika mereka mendapatkan ujian dan mampu bersabar terhadap ujian tersebut.

Namun ada dua sikap manusia yang berbeda. Ada yang memahami musibah  itu dengan baik, sehingga dia bisa ridha terhadap ujian yang Allah berikan. Dia berkeyakinan bahwa ujian ini adalah sumber pahala baginya. Sehingga sama sekali dia tidak merasa telah didzalimi oleh Allah. Di saat itulah, Allah akan memberikan keridhaan dan pahala yang besar kepadanya.

Sebaliknya, ada orang yang menyikapi musibah itu dengan cara yang salah. Dia menganggap sakit ini adalah kezaliman dan ketidakadilan. Mengapa dia sakit, sementara orang lain tidak sakit. Mereka dia tidak bisa mendapatkan kenikmatan hidup, sementara tetangganya bisa mendapatkan banyak kenikmatan. Dia marah dan tidak sabar dengan musibahnya. Sebagai hukumannya, Allah justru murka kepadanya.

Anda resah, anda sedih, dan anda bersabar, itu akan menjadi kafarah dosa,

Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ، حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ

“Tidaklah ada suatu musibahpun yang menimpa seorang muslim, baik keletihan atau sakit atau kesedihan atau kegelisahan atau gangguan atau gundah gulana bahkan duri yang menusuknya kecuali Allah akan menjadikan hal itu sebab untuk menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari 5641 dan Muslim 2245)

Jangan sampai anda punya pikiran bahwa semua orang yang punya kecenderungan LGBT itu dilaknat… karena tidak semua LGBT melampiaskan kecenderungannya. Benar dia punya kecenderungan terhadap sejenis, tapi itu kelainan di luar kemampuannya.

Keempat, apa yang anda lakukan, insyaaAllah sudah benar. Berusaha untuk menghiasi diri dengan sunah, dengan hal-hal yang bermanfaat…

Kami juga sarankan agar anda berkonsultasi ke psikiater yang amanah, barangkali bisa membantu anda untuk mencari solusi untuk terapi.

Referensi tambahan yang bisa anda pelajari: Ingin Sembuh dari Gay

Semoga bermanfaat…

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/29429-apakah-yang-mengalami-lgbt-dilaknat-allah.html